Kekuatan Doa Ibu

Naah, sekarang waktunya nge-review buku yang lagi dibaca nih (tinggal beberapa lembar lagi hehe). Terus, nge-review buku atu lagi nih yang udah di beli, tapi belum selse di baca…eh sekarang udah pegnen beli 2 buku baru lagi hehehe..

Buku yang akan di review sekarang adalah buku dengan judul “Kekuatan Doa Ibu”, widiiih semenjak udah punya anak, bacaannya beda nih..ya iya donk, menyesuiakan dengan kebutuhan. Walo kadang masih kangen sama komik One Piece yang dulu bisa minjem gretongan, tapi sekarang harus baca di manga.com, tapi belum sempet-sempet baca di situ karena gak enak juga waktu kerja buat mantengin manga.com buat baca One Piece..hehehe..Nanti kalau ada waktu, mau nge-review buku tentang mengandung anak, yang belum sempet ditulis disni.

Buku Kekuatan Doa Ibu, karya Ummi Maya ini bisa dijadikan salah satu pedoman bagi para bunda yang sudah memiliki anak, sedang mengandung, bunda yang sedang menanti kehadiran buah hati (sambil nunggu, baca dulu aturan main jadi seorang ibu) jadi nanti kalau sudah diberi amanah sama Allah, bisa dijaga dengan baik, dan tentunya bagi bunda yang sudah memiliki buah hati, perlu juga ini dipatuhi, karena anak itu amanah looh, yang harus dipertanggungjawabkan nanti di hari akhir. Semoga kita semua adalah para orang tua, calon-calon orang tua, yang bisa menjaga dan mempertanggungjawabkan amanah yang dititipkan oleh Allah SWT. Eiit..untuk yang belum menikah, ini juga bisa jadi bacaan penting loh, selain belajar bagaimana nantinya kalau sudah menjadi seorang ibu, juga bisa belajar dan mengetahui, bagaimana ibu-ibu kita bersusah payah membesarkan kita, bagaimana ibu selalu berdoa sampai kita menjadi sukses seperti ini..Alhamdulillah.

Buku ini bercerita tentang, bagaimana doa seorang ibu, merupakan doa yang tidak ditolak dan tidak diragukan kedahsyatannya. Doa ibu adalah doa yang langsung di dengar dan di kabulkan oleh Allah SWT.

“Tiga macam do’a yang tidak di tolak, yang tidak di ragukan lagi kedahsyatannya, yaitu do’a kedua orang tua untuk anaknya,  doa orang musafir (yang sedang berpergian) dan do’anya orang yang di dzalimi.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraihah).

Bisa dianalogikan, dari hadist riwayat di atas, betapa dahsyatnya doa seorang ibu, baik doa yang baik-baik untuk anaknya, maupun doa yg buruk sekalipun untuk anaknya. naudzubillahiminzalik. Karenanya, wajiblah seorang ibu untuk selalu menjaga lisannya, karena satu kata pun yang keluar dari mulut seorang ibu adalah doa. Dapat dikhisahkan di dua cerita bertolak belakang berikut ini :

Seorang anak menangis dan memanggil ibungya, “ibu, ibu, ibu, ibu”
Ibunya pun daatang dengan tergopoh gopoh , ” Ana opo tho Le, kok nangis wae” (ada apa sih Nak, kok nangis saja).
Anak itu terus saja menangis dan kali ini menunjuk-nunjuk dengkulnya, “Ibu, iki ono telek (tahi ayam). Buang yo, Bu Buang!”
Lalu, ibunya membuang kotoran ayam itu. Namun, tangis anaknya tidak berhenti. Dia pun kembali memanggil ibunya dan berkata, “Balek no balek no!”
Anak itu meminta ibunya mengembalikan “telek” itu lagi.
Lalu, ibunya mengembalikan lagi “telek” tersebut ke dengkul putra kesayangannya itu.
Tangis anak itu semakin keras dan kembali berkata, “Kok ora podo, kok ora podo!” Anak itu menangis keras karena “telek” yang dikembalikan ibunya tidak sama bentuknya dengan “telek” yang pertama kali menempel pada dengkulnya.
Sambil mencari “telek” lainnya ibu itu pun bergumam, “Wis ora opo opo, asal besok gede dadi jendral!”, ibu itu pun tersenyum.
Selang empat puluh tahun kemudian, anak yang menangis dan membuat ibunya repot mencari “telek” itu benar benar menjadi jendral. Dialah Jendral Subagyo HS, mantan Kepala Staf TNI angkatan Darat, Subhanallah….

Begitulah kekuatan doa seorang ibu. Ibu selalu berdoa untuk kebahagian anaknya, kesuksesan anaknya, kesehatan anaknya. Namun apakah kita sudah bisa memberikan yang terbaik untuknya. Tapi ibu tidak pernah meminta imbalan, tidak menerima balasan apapun.

Dan berikut ini adalah cerita tentang doa seorang ibu untuk anaknya yang sholeh, namun malah membuat anaknya sangat merana.

Dahulu kala ada seorang pemuda di negri Arab yang dihormati orang sekitarnya karena kebaikannya dan amalnya. Ilmunya pun tinggi, ibunya sangat bangga padanya. Suatu hari, anaknya meminta izin untuk peergi ke Mekah, ia ingin menimba ilmu di sana. Namun sang ibu merasa keberatan. Ibu nya takut kesepian, ditambah anaknya yang akan tinggal di mekah dalam beberapa tahun.

Namun tekad anaknya sudah bulat. Pemuda itu tetap berangkat menuntut ilmu ke Mekkah. Sang ibu ditinggalnya sendirian di rumah dengan air mata yg mengalir deras. Hati ibunya merasa sakit sekali kalau mengingatkan anaknya yang tak memperdulikan permintaanya itu.

“Ya Allah” rintih ibunya

“Sesungguhnya anakku telah membakar hati hamba dengan kepergiannya. Turunkanlah siksa kepada anakku, ya Allah”
Begitu mendalam rasa sedih dan sakit hati sang ibu hingga hampir tiap malam ia berdoa demikian.

Pemuda itu sudah tiba di Mekkah, ia mencari ilmu dengan giat dan selalu beribadah. HIngga pada suatu malam, terjadilah suatu musibah menimpa dirinya.

Malam itu ada seorang pencuri masuk ke rumah seorang saudagar kaya. Namun aksi pencuri tersebut diketahui oleh sang pemilik rumah. Pencuri itu lari, namun jejaknya diketahui. Si pencuri lari menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam masjid. Di dalam masjid, pencuri tersebut bertemu dengan sang pemuda sedang berzikir dengan khusuknya. Dengan liciknya pencuri tersebut berteriak dan tangannya menunjuk ke arah pemuda tersebut  dan memfitnahnya sebagai pencuri.

Sang saudagar kaya pun menangkap sang pemuda dan membawanya ke hadapan Raja untuk diadili. Malang nasib sang pemuda, Raja member hukuman kepadanya dengan memotong tangannya, kakinya dan mencongkel  kedua matanya, dan Raja memerintahkan untuk di arak ke hadapan umum. Semua orang berteriak bahwa itulah akibatnya kalau mencuri harta orang lain. Namun sang pemuda menyangkalnya, ia tidak terima dihina seperti itu, namun ia malah menyuruh orang-orang disekitarnya untuk menghinanya dengan berkata, inilah  balasannya kalau seseorang durhaka kepada ibunya.

Orang-orang pun heran dengan perkataanya, sehingga mereka bertanya-tanya, apakah pemuda ini seorang pencuri atau bukan. Maka Raja menyelidikinya kembali. Dan terbukti bahwa pemuda itu tidak bersalah. Raja pun memerintahkan agar pemuda itu dibebaskan dan dikembalikan ke ibunya.

Namun, keadaan sang pemuda sudah cacat, sehingga ibunya pun tidak dapat mengenalinya. Ketika sampai dirumah, pemuda itu berpura-pura menjadi pengemis dan meminta roti. Pemuda itu meminta agar ibunya mendekat dan memberikan roti itu lebih dekat kepadanya. Ibu nya pun setuju dengan pertimbangan pengemis itu sudah tidak punya tangan, kaki dan mata. Ketika ibunya mendekat, tiba-tiba pengemis itu merebahkan dirinya ke pangkuan sang ibu dan menangis. Ia pun mengaku bahwa sebenrnaya ia bukanlah seorang pengemis, melainkan anaknya.

Ibunya pun kaget, setelah mengetahui buah dari doanya yang buruk, yang selama ini ia panjatkan disetiap solatnya. Ia pun kembali mengankat tangan dan berdoa “ Ya Allah, saksikanlah bahwa semua kesalahan anakku telah ku maafkan. Ya Allah, sungguh mengerikan siksaan yang menimpa anak hamba ini. Hamba tak sampai hati melihat keadan anak hamba yang cacat. Ya Allah, akhirilah hidup hamba ini bersama-sama dengan anak hamba sehingga kami tidak menanggung malu lagi”. Doanya pun dikabuli oleh Allah SWT, ia dan anaknya mati bersama-sama.

Dari cerita diatas, dapat disimpulkan bahwa sedemikian cepat Allah dapat mengabulkan doa seorang ibu, maka ibu, jagalah lisanmu, berhati-hatilah dalam berdoa. Meski hati tersakiti, janganlah memanjatkan doa yang buruk kepada anaknya. Demikian juga dengan sang anak. Bersikap baiklah dalam menjaga hati ibu, jangan pernah kau sakiti hatinya.

Ibu, jagalah lisanmu, perbanyaklah berdoa dengan hal yang baik untuk anak-anak mu, sesakit apa hatimu ibu, coba lah mengadu kepadaNya, namun janganlah kau sesekali mengucapkan hal yang buruk kepada anakmu. Selalu berdoalah kepada Allah untuk menjaga lisan kita :

“ Ya Tuhanku, lapangkanlah untuku dadaku, dan mudahkanlah untuku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku”. (Tahaa: 25-28).

Buku ini, juga dilengkapi doa ibu sepanjang jalan, adab-adab berdoa, kekuatan-kekuatan doa ibu. Seperti kisah Hajar, ibunda NAbi Ismail AS. Doa ibunda Nabi Musa AS. Doa Hanah binti Faqus, ibunda Maryam. Dan kisah-kisah lain yang menggambarkan doa-doa kebaikan dari ibu untuk anak-anaknya.  Mulai dari doa Ibunda Imam Syafi’I yang menemani dalam menuntut ilmu. Doa Ummu Yasir yang menemani anaknya ketika sakit. Dan doa-doa makbul dari ibu lainnya untuk anaknya khusnul khotimah.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Al Ahqaaf : 15)

Leave a comment